Tampilkan Iklan Imigran, Bir Ini Diboikot Pendukung Trump

Dunia,Washington— Pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump memboikot bir Budweiser, setelah perusahaan itu menampilkan iklan pro-imigran.

Seperti dilaporkan Daily Mail, Ahad 5 Februari 2017, tagar #boycottbudweiser menjadi viral di Twitter pada Sabtu waktu setempat, menyusul kontroversi larangan masuk terhadap pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim yang dikeluarkan Trump sepekan lalu.

Baca: Sebelum Banding, Trump Serang Hakim Via Twitter

Iklan sepanjang 60 detik berjudul “Lahir dengan Jalan Sulit”, menampilkan kisah imigran Jerman Adolphus Busch saat bermigrasi ke Amerika Serikat pada 1857.

Dengan anggaran US$ 5 juta, iklan ini menampilkan sentimen anti-imigran yang dihadapi Busch setibanya di Amerika Serikat, kisah yang juga dialami pengungsi Muslim di Negeri Abang Sam saat ini.

Setelah perjalanan berat melewati rawa, Busch tiba di St Louis, Missouri. Di sebuah pub, ia bertemu dengan Eberhard Anheuser, kolega yang nantinya akan membangun perusahaan Anheuser-Busch, pembuat bir Budweiser.

Rupanya pendukung Trump menilai iklan ini sebagai serangan atas kebijakan imigrasi yang baru saja dibekukan oleh hakim federal di Seattle.

'Keren sekali Budweiser,' kicau Kathy Pierce. 'Kamu berhasil membuat marah warga menengah Amerika. Kamu tahu, orang-orang yang meminum birmu.'

'Maaf Budweiser, Saya baisanya minum birmu sambil makan Teriyaki Beef Jerky. Tapi mulai sekarang tidak lagi,’ kicau seorang netizen lain.

Sementara Dawn Lee berkicau bahwa Budweiser mempermalukan Trump dengan iklannya.

Seorang netizen membela iklan Budweiser. “Jika kalian ingin melihat kelompok rasis, ikuti tagar boikot  Budweiser.”

Produsen bir Budweiser menegaskan iklan ini tidak memiliki misi politik.

“Kami membuat iklan ini untuk mengisahkan impian Amerika pendiri Budweiser, Adolphus Busch. Ini adalah cerita tentang komitmen kami dalam memproduksi bir dan dibuat selama setahun terakhir,” ujar Marcel Marcondes, wakil presiden pemasaran Anheuser-Busch, dalam email kepada  The Washington Post.

DAILY MAIL | THE WASHINGTON POST | SITA PLANASARI AQUADINI


Subscribe My Blog

Comments

Berkomentarlah dengan sopan asa bagak idaon halak sileban, mauliate horas!