Dunia, Teheran- Ahmadreza Djalali, ilmuwan asal Iran yang bekerja sebagai pengajar di Vrije Universiteit Brussel (VUB), Belgia, akan dieksekusi mati dua minggu mendatang di Teheran.
Djalali ditangkap pada April 2016 saat mengunjungi keluarganya di Iran atas tuduhan mata-mata.
Baca juga:
Iran Eksekusi Mati Ahli Nuklir yang Diduga Mata-mata AS
Iran Eksekusi Mati 20 Sunni yang Dituding Teroris
Menurut VUB dalam pernyataan di situs resminya, Djalali ditangkap dan setelah itu pria berusia 45 tahun itu tidak pernah didampingi oleh pengacara .
Seperti yang dilansir Independent pada 5 Februari 2017, Djalali dikurung dalam tahanan isolasi selama tujuh bulan setelah penangkapannya dan tidak pernah menghadapi persidangan hingga hukuman mati dijatuhkan kepadanya.
"Seorang ilmuwan yang melakukan pekerjaan kemanusiaan akan dihukum mati tanpa melewati proses pengadilan. Ini merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia universal," kata Caroline Pauwels, Rektor VUB.
Rekan ilmuwan Djalali di VUB, Ives Hubloue mengatakan bahwa hukuman itu salah sasaran.
"Dia tidak tertarik pada politik. Kami tidak percaya dia akan melakukan sesuatu yang berbahaya terhadap pemerintah Iran. Kami tidak percaya dia melakukan sesuatu yang salah," kata Hubloue.
Hubloue meyakini penangkapan atas rekannya tersebut terkait beberapa penelitiannya yang bekerjasama dengan universitas dari negara-negara yang menjadi musuh utama Iran, seperti Israel. Atas dasar itu, maka pemerintah Iran lantas mencurigainya sebagai mata-mata, namun sebenarnya hubungan itu hanya untuk tujuan ilmiah.
Dalam menanggapi hukuman atas Djalali, puluhan ribu orang telah membuat petisi untuk membebaskannya. Petisi grasi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 40.000 orang.
Dalam petisi itu juga dikatakan bahwa selama dalam tahanan isolasi, Djalali melakukan tiga kali mogok makan, sehingga telah membuatnya mengalami gangguan kesehatan dan berat badannya turun sebanyak 20 kg. Dia juga dilaporkan dipaksa untuk menandatangani sebuah pengakuan untuk suatu pelanggaran yang tidak diketahuinya.
Belum ada tanggapan dari pemerintah Iran terkait hukuman itu. Kedutaan Besar Iran di London juga tidak bersedia berkomentar ketika dihubungi oleh pihak The Independent.
INDEPENDENT|VUB TODAY|YON DEMA
Comments